Senin, 24 Desember 2012

Jroning Ratri

"Binar" Panggilan lirih suara perempuan membangunkan ku dari tidur. Aku memandang sekeliling. Mulai terbiasa, terbiasa pada bayangan yang duduk diam disamping ranjang ku. Tidak pernah saling berpandangan, ia hanya diam dan terus me~ngintil~i ku sampai waktu aku akan tertidur lagi.

Kenapa tidak takut? kenapa harus takut? bukankah ia tidak pernah mengganggu? Sering seperti ini, mereka akan terus mengikuti sampai beberapa waktu lalu meninggalkanku sendiri. Sama seperti ketika simbah sedho beberapa tahun yang lalu. Beliau akan berdiri dipojokan kamar lama lama memandangiku tanpa bicara.

Diraihnya bungkus rokok disamping kasurnya, klepas ... klepus

Teringat kata kata Ibu,"Anak perempuan koq merokok seperti kereta api" wajah cemberut Ibu yang sangat ku rindu. Bapakku akan segera menengahi biasanya. Aaah rindunya pada mereka. Mereka terlalu lama bepergian kali ini.

Meneguk kopinya yang tinggal separo, pikiran beralih ke mimpinya....

Mimpi dibunuh, sudah 40 hari berturut turut. Kuraba perutku yang kena tusuk pisau dalam mimpi. Masih utuh. Lega.

Kenapa mimpi itu terus ya?

"Masih belum ingat nar?" perempuan itu tiba tiba sudah di sampingku, kepalanya dekat sekali, hawa dingin berhembus.

Ingat apa? kataku dalam hati. Sedikit jeri.

Insting menuntunku memandangnya ketika ia memandang tepat ke mata ku.

Bagaikan terkena aliran setrum ribuan watt.   

Ingat aku sekarang, ingat berada dirumah sendirian. Lalu maling cilaka itu datang. Yang aku ingat hanya ditusuk diperut, lalu terbangun dari tidur.

"Waktu nya pulang Nar" Bisiknya perlahan. Dan aku turut. Meninggalkan rokokku yang belum habis terbakar, meninggalkan kopiku yang tinggal separo, meninggalkan wajah ibuku yang cemberut, meninggalkan tawa menggelegar bapakku.



Note : karena harani saya !5!




Kamis, 13 Desember 2012

121212

Yeay...mau ikut ikut yang lain heboh soal 121212.... hehehe

Cerita dari hari sebelomnya aja ya, tanggal 11 itu ulang tahu tante saya, iparnya papa dan mama... hepi besdey tante... semoga semakin semakin dah hahahaha....

Nggak dateng ke acara ultahnya, tapi liat postingan para sepupu di efbi.. tiba tiba jadi kangen mama saya sendiri. Waktu mama ultah bulan oktober kemaren saya dan mama dalam posisi tegang. Mama sakit, papa juga. Dan saya ditengah kepanikan saya mengucapkan hal hal yang sedikit "kasar" Lalu sampai sekarang hubungan saya dan mama jadi "dingin" hehehehe... 

Terus tanggal 121212, ditengah keribetan kerjaan. Kurang tau juga kenapa cetakan tiba tiba penuh,  pekerjaan saya tiba tiba bengkak, saya dan dudul bener bener ngos ngos an. Tapi hari itu banyak kejadian konyol yang bikin kita ngakak terus.

Pertama, KTP saya dipinjam untuk mengurus sesuatu. Karena printer is dead jadi saya minta dipotokopikan. Mas nya yang bawa KTP saya dari siang sampe sore belom balik juga, sampe saya minta si dudul bolak balik SMS. hehehehe...gak sabaran. Ternyata pas saya lagi teriak "Jangan jangan masnya kecelakaan dul" ternyata mas nya udah nongol dipintu garasi saya... Ampuuun malunya.

Belom mas Budi yang mau pulang juga ribet pake jas ujan. Jas ujan model ponco yang bagian kepalanya sobek itu cuma dia puter puter lama lama saya sama dudul jadi ngakak juga, lah kan dibalik balik sama aja panjangnya depan belakang.

Setelah pusing pusing bentar sepik sepik tukang cetak biar kita dicepetin, terbitlah galau. Kartu namanya mas Jati nggak bisa tuh diselesaikan malam itu spot UV nya...huwaaaa..... bingung lagiii.... nego sana sini akhirnya berhasil diambil jalan tengah...kita bedua hari itu kayak orang gila...semakin banyak ketawa semakin stress.

Malam jam 8 janjian makan di BK sama dodol *suaminya dudul, mbak cici dan mas sindhet. bahasannya lagi lagi bikin ngakak. Mulai dari footstep untuk blue horse *panggilan sayangnya mobil mbak cii, proses bengkelisasi nya little missy *mobil imutnya dudul, sampai cara mbribiknya dodol dulu biar dudul mau dipacari hahaha Selalu ketawa. Sampe akhirnya bahas kiamat.

Pas bahas kiamat itu lagi lagi saya jadi inget mama. You know what there's no place i would rather be if tonight was my last night alive ... i just want to go home :D


ti amo ma, pa, ta, met, tok lel, mul, ti ,rel <3

Selasa, 04 Desember 2012

Kluwung

Udane ngambres ambres,

Langkah kaki nya lebar lebar, baju nya basah kuyup. Rambut dan tubuhnya seperti habis selulup. Sendal nya ia tinggal ditengah perjalanan karena jebat kena blethokan.

Emosi, was was, curiga, cemburu...

Pandangannya terhalau hujan, lamat lamat dilihatnya lakinya. Meneduh di pondok kecil di ujung ladang. 

Jongkok... merokok... ayem....

Seketika, perasaan was was nya hilang. Hanya memandang wajah polos laki laki yang sudah 7 tahun menikahinya itu, hilang sudah semua rasa yang tadi begitu menggebu memenuhi kapala dan dada nya.


"Hujan hujan begini koq kelayapan" Tegur laki nya saat ia mendekat, seraya menggeser tubuh nya sedikit tanda agar si istri berdiri di dekatnya.

" Aku cemburu" Jawabnya, tanpa membicarakan dulu pangkal masalahnya. Jongkok disamping suaminya. 

"Hahahaha, ngopo tho? aku ini siapa? koq di cemburoni" Kata lakinya tergelak.

"Aku lihat, kau aneh tiap kali melihat anak Pak Wir, si perawan semok itu" Ujarnya agak geram teringat lagi pada kejengkelannya.

"Kalau aku suka anake pak wir tidak mungkin aku menikah sama kau kan bu" Katanya sambil senyum senyum usil.

"Lah tapi sikapmu itu maksutnya apa?" Tambah sebal dengan tingkah suaminya.

"Aku kebetulan memergoki nya dan Gondo beberapa minggu lalu, kau kan tau mereka dilarang pacaran oleh Pak Wir, dia minta supaya aku merahasiakan. Aku paling susah kalau di amanati rahasia, apalagi Pak Wir sudah seperti saudara sendiri dengan kita" Terangnya.

Udane ngambres ... Gledheke keclap keclap

"Koq kau ndak cerita padaku pak? Ndak percaya padaku pak?" 

"Aku saja sulit menyimpan amanat ini, apalagi aku hapal kau bu. Perempuan itu tabiat nya rerasan. Sekarangpun aku sudah terpikir entah besok atau lusa berita ini akan menyebar" Laki nya memasang pandangan was was tapi pasrah

"Sudah kan? Berarti hujan hujan mu kali ini ndak ada artinya bu hehehehe, cuma basah saja." Lanjut laki nya.

"Yang penting aku lega" Katanya sambil tersenyum. Sambil terbayang besok pagi bergosip di Mbak Mar tukang sayur.


"Ada kluwung bu... " bisik laki nya mesra, ia merapat... 




Note: kluwung = pelangi 










Senin, 03 Desember 2012

Batharagana

"Mak, boleh nanti main hujan kalau hujan sudah turun?" Tanya si kecil berambut bros yang rupanya sudah bertelanjang dada siap madi air hujan.

"Hmmm" Jawabnya tanpa semangat.

Masih terbayang ketika suaminya tadi berangkat ke ladang, setelah bangun dan menghabiskan kopi hanya sempat mengangguk sambil membawa pacul. Tanda ia pamitan. Seperti hari hari biasanya.

Tapi wajah nya berubah aneh, gerakannya kikuk setiap kali melihat anak perawan pak Wir depan rumah. Sudah hampir dua minggu seperti ini

Biasanya ia tak ambil pusing, mau laki nya jungkir balik asal ia selalu pulang kerumah maka semua baik baik saja. 

Masih duduk di meja makan, sambil memegangi cangkir kopi bekas suaminya tadi. Pikirannya kemana mana.

Percaya pada suami mu nduk, perintah dalam hatinya dalam suara emaknya. Aku percaya suamiku, tapi aku tak percaya anak perempuan pak Wir yang tukang goda laki orang itu balasnya, seolah bicara pada emak yang sudah almarhumah 4 tahun silam.

Kalau kau percaya suami mu bukan laki laki yang doyan main perempuan,  itu ndak akan terjadi. Gendhakan itu terjadi karena dua dua nya ingin bukan hanya sepihak. Suara emaknya mengeras 

Tekadnya sudah bulat, ia akan menyusul laki nya ke ladang. Menanyakan ada apa antara lakinya dengan anak gadis pak Wir.

Ia memacu langkahnya, semakin cepat... semakin dekat hatinya semakin tidak karuan. Bagaimana jika benar? bagaimana jika bapaknya tole memang ada main sama perawan semok itu? Ia harus bagaimana?

Batharagana semakin melebar..... hujan pun turun


Note : Batharagana = mega mendung