Minggu, 30 Maret 2014

:D

Suatu ketika saya pernah merasa putus asa sekali, merasa bahwa sebagai umat saya koq nggak ada guna nya selain membuat orang lain susah. Bahkan sampai memutuskan bunuh diri (ada masanya saya ceria berlebihan dan down berlebihan)

Tepat sebelum cutter itu sampai dipergelangan tangan, saya berpikir ulang *walopun udah kena dikit -_- 

"Benar nggak ada gunanya ya? kalau nggak ada guna nya koq saya sampai lahir? koq masih segar bugar sampai sekarang? Berarti mungkinkah saya bermanfaat buat yang lain?"

Sebut saya pengecut karena terlalu takut mati saat itu tapi dalam hati saya masih memikirkan terus fungsi saya.

Dunia seringkali buat saya kecewa. Melihat hal hal buruk yang terus terjadi disekitar tanpa ada kuasa saya untuk mengubahnya sendiri. Kadang hal yang membuat sedih bukanlah hal yang menimpa pada saya pribadi.

Dalam hati terus berdoa semoga ini hanya berat dari mata saya yang memandangnya tapi dirasa ringan oleh yang menjalankannya. Aamiin



*hope for a better world :D


Selasa, 11 Maret 2014

terlalu malas buat judul

Tunduk Kala dihadapan Ibu nya.

"Kenapa aku tak ber ayah bu?" Tanya nya perlahan sambil terus menunduk.

"Bukan kah sudah Ibu bilang bahwa kau ber ayah?" Jawab Ibu nya pelan, sambil memandangi remaja belia yang dulu berat nya tak lebih dari 3 kilo saat lahir.

"Tapi tak pernah Ibu bilang siapa ia" mata nya mulai menantang, tak puas dengan jawaban seadanya.

" Ingatkah kau pada cerita joko tingkir yang dulu sering ku dongengkan pada mu sebelum tidur?" Masih dengan suara pelan dan sabar.

" nama ayahku Joko Tingkir? Tinggal dimana ia?"

Ibu nya tersenyum

"Kau ingat ingat dulu, kenapa bidadari pergi meninggalkannya?"

"Ia membuka tutup penanak nasi" 

"Itu berarti apa?"

"Ia melanggar permintaan bidadari?" Jawab Kala tak yakin

"Ayah mu pun begitu, itu sebabnya Ibu mengajakmu pergi"

"Tapi Ibu bukan bidadari"

"Tapi Ayahmu melanggar satu satunya permintaanku"

"Ia pasti kesepian"

"Ia laki laki yang kuat, Ia akan bertahan hidup tanpa kita"

"Bisakah kita menemuinya?" Pintanya

"Kelak jika umur panjang" jawab Ibunya tersenyum.

Kelak tak terjadi, Ibu nya tak berumur cukup panjang untuk dapat mempertemukannya dengan ayahnya.

Lalu setiap kali di jalan ia melihat sosok laki laki setengah baya dalam hati ia berpikir apakah itu ayahnya? apakah harus nya ada getaran yang dekat menderu hebat kalau mereka bertemu meski tak saling kenal sebelumnya.








*masih 2 menitan :D *bersambung juga