Kamis, 03 Agustus 2017

Sekarang ku tau

39 tahun pernikahan penuh keributan dan saya baru tau alasan bertahan hari ini
Kerap saya bilang "kalau semakin ta tertahan bukannya lebih baik pisah?"
Ibu saya yang saat ini sedang berjuang melawan kanker, sambil duduk di pojokan ranjang RS bilang "dia sayang anak dan istrinya, tidak pernah memukul, kalau marah pun ta mau melihat ke mata anak anaknya, apa yg istrinya bilang dia iya kan, kekurangannya cuma dia malas bekerja."
Mungkin benar yg teman saya bilang, menemukan soulmate itu setelah bertahun tahun bersama bukan yang sekali ketemu lalu merasa cocok.
Ditengah kesedihan tiba tiba saya merasa bahagia, ternyata ibu saya bahagia dibalik semua omelannya

:)

Sabtu, 08 April 2017

Lika liku

Malem ini denger curhatan rumah tangga yang berupa keluhan 😅 dibalikin lagi sik ke orang orangnya kalo emang mau aku cepet nikah ya jangan bahas yg ribetnya rumah tangga aja hahahaha, memberi citra buruk pada pernikahan bagi si lajang, terus dijawab ya anggep ini lika liku berumah tangga 😊

Yang ke dua, seorang temen kebingungan soal apa ya tepatnya? Hmm dia sudah janji akan menikahi pacarnya tapi respon keluarga membuat berat, buat saya sendiri karena pola pikir simpel dan biasa tanpa perasaan, kalo dirasa berat diawal maka akan berat selanjutnya, kalo di bawa ringan maka ujian sebesar apapun akan terasa ringan, segala sesuatu bisa dicari jalan keluarnya koq. Tapi lagi lagi saya emang suka menguji kesabaran orang 😅 seberapa kamu bertahan di keadaan paling gila.

Jumat, 10 Maret 2017

Waktu

Saya menangis sepanjang jalan  pulang tadi, ada kata kata seseorang yang membuat saya lemah.

Biasanya waktunya hanya setahun

Maka biarlah setahun itu menjadi milik saya, untuk menjaganya, merawatnya.

Saya butuh perpanjangan waktu Tuhan...


Jumat, 03 Februari 2017

forget me not

" Kita akan segera menikah "
" Tapi aku sakit "
" Segera setelah aku dapat pekerjaan yang pantas "
" Tidakkah kau dengar kalau aku sakit? dan ini bukan penyakit main main"
" Bukankah sudah kubilang, Kita... selamanya, sehidup semati  "


Iapun pergi sebelum pernikahan terjadi, meninggalkan banyak penyesalan dan luka. Berat bukan menjadi yang ditinggalkan selamanya? sementara tiap hela nafasmu sudah menyebut namanya, tiap debar jantungmu hanya untuk mengingat senyumnya dan kau merasa seperti tak pernah lagi hidup.


"Hai, melupakanmu tak pernah mudah. tapi aku memenuhi janjiku untuk menikahimu." senyum pudar di ujung pusara 

Tapi ia yang kau nikahi bukan orang yang sebenarnya kau harapkan berdiri di sampingmu saat itu. Kau menganggap itu dia yang telah pergi. Dan ini sama beratnya untuk yang berdiri disampingmu ketika harus "bersaing" dengan yang sudah menjadi kenangan.


"Tugasku selesai sudah, sekarang waktuku kembali bersamamu "


Dan mereka berjalan bergandengan tangan, tak pernah lagi menengok kebelakang, meninggalkan tangisan kepergian, meninggalkan semerbak melati dan mawar.





t