"Caplaaaaaaaaaang"!!! teriakan yang kuhapal sekali, karena hampir tiap hari teriakan ini kudengar. Aku terus melangkah
"Ebuseeeh bocah, dipanggil dari tadi kagak nyaut" Tiba tiba sepedanya sudah ada disebelahku. Suara berisiknya membuat tukang sayur dan tukang roti yang ngadem dibawah pohon dipinggir jalan memperhatikan kami.
"Makanya kuping jangan ditutupin rambut gitu donk, orang manggil kagak kedengeran tuh jadinya" sambil memacu sepedanya ia menarik rambutku.
Cowok yang tadi naik sepeda ya? temen sekelasku,namanya Rama. Rama itu supeeer berisik, dari hari pertama kita sekelas dia sudah memanggilku caplang. Iya, gara gara bentuk kuping ini. Kuping yang tiap hari selalu kupikirkan bagaimana cara menutupinya. Bentuk yang sama sekali tidak manis.
Gara gara Rama sekarang hampir semua teman sekelas memanggilku caplang. Kecuali Nanik teman sebangkuku. Jadi murid pindahan sudah cukup menyebalkan karena harus terus beradaptasi ini masih ditambahi julukan macam macam. Bikin sebeeeel!!!!
"Ibuuuu, pokoknya aku mau pindah sekolah lagi... bisa nggak aku tinggal sama nenek aja? balik kesekolahku yang dulu itu" Rengekku begitu masuk ke dalam rumah.
"Kenapa Nis? Kamu nggak suka sekolah baru mu? Katamu sekolahnya bagus, guru gurunya baik. Koq sekarang malah mau pindah lagi?" Kata ibu sambil terus memasak. Rumah kami kecil, begitu kecil sampai dari dapur ke ruang tamu dan ruangan lain orang tidak perlu berteriak.
"Aku dikatai temanku caplang, jadi males sekolah rasanya. Aku nggak mau sekolah lagi" lalu aku menagis sekencang kencangnya, biar ibu tau kalau aku sakit hati.
"Kalau nggak sekolah, kamu yang rugi. Mau apa dirumah terus" Bujuk ibu
"Makanya, pindahkan sekolahku ya bu" Rengekku sambil terus menangis.
"Coba ibu bilang Ayah dulu ya, sementara sekolah saja dulu jangan sampai kamu nanti malah nggak naik kelas" Masih terus membujukku
Tidak berapa lama, berita kepindahanku sudah menjalar diseluruh kelas. Hihihi, ini karena aku menyampaikan kabar yang menurutku bahagia itu kepada Nanik. Nanik bilang dia langsung sms semua anak dikelas. Padahal malamnya Ayah menolak kepindahanku, sama sekali tidak setuju.
Pagi nya dengan perasaan tak karuan aku berangkat sekolah. Mau bilang apa coba? padahal berita akan pindah sudah menyebar. Lunglai rasanya langkahku pagi ini.
Dimuka komplek kulihat sepeda Rama, semakin malas berangkat rasanya, mau pulang lagi tapi Ayah masih dirumah, pasti tanpa ampun aku akan segera diantarnya berangkat sekolah. Ini pilihan yang aku lebih tidak suka.
"Lang, bener ya mau pindah?" Katanya pelan sambil menuntun sepedanya. Aku hanya membalas dengan anggukan.
"Kata Nanik gara gara gw panggil caplang ya?" Tanyanya yang kembali ku jawab anggukan.
"Minta maap ya Lang, gak maksud bikin lo bete" Katanya masih perlahan tidak berteriak seperti biasanya
"Tau nggak Lang, padahal maksud gw mau bilang. Kuping lo lucu kayak peri yang di film film katun yang sering ditonton ade gw hehehehe. Cantik, lo persis kayak peri itu. Tapi lo sukanya nutupin kuping ... gw jadi sebel"
"Jangan pindah ya Lang, janji deh gak bakal manggil Caplang lagi. Ini yang terakhir. Nanti di kelas siapa yang manggil lo caplang gw hajar" Katanya emosi tangannya tiba tiba sudah meremas tanganku.
Aaaah Rama kamu manis banget. Tiba tiba sudah tidak ada lagi keinginan pindah sekolah. Nggak apa apa dipanggil caplang, sebab dia bilang kuping caplang seperti kuping peri. Senangnya hari ini.
Masih terus bergandengan sampai gerbang sekolah *ciyeeeeh
*Note: masih terinspirasi cinta anak sekolah <3 <3 <3