Hampir lewat
tengah malam ketika Nenek Rubiah datang. Belum pernah ia menentang keluarganya
seperti kali ini katanya. Memang terlihat sekali betapa lugu dan polosnya Nenek
Rubiah. Ia kami tinggal kan berdua saja dengan Nenek buyut dikamar. Lama juga
mereka bicara hampir satu jam an lebih.
Lalu kami
dipanggil semua kedalam kamar.
“Aku minta ma’af” Itu kalimat terakhir nenek buyut.
Ia, akhirnya meninggal. Semua orang menangisinya. Lihat Nek, bahkan dengan tabiat burukmu pun keluargamu pun masih menangisi kepergianmu, bisikku perlahan ditelinganya.
Tiga hari setelah
memakamkannya, aku dan Ibu memutuskan pulang.
Untuk terakhir kali nya Kakek memintaku menemaninya ke ladang.
“Tinggalkan darah
hitammu disini Da” Katanya tiba tiba
“Kakek sudah lama tahu, sejak pertama kali kau
menginjakkan kaki kerumah ini. Tapi kamu anak yang baik. Maka Kakek minta,
tinggalkan darah hitam mu disini” Pinta nya lagi. Apa kakek akan membunuhku?
“Sebelum kamu
tahu tentang darah hitam, pernahkah kamu merasa diri sebagai orang yang jahat?”
tanyanya padaku menatap lurus lurus.
“Tapi aku sering
menyakiti orang lain Kek”
“Kamu senang
menyakiti orang lain?”
“Kalau orang itu
membuatku marah atau sakit hati, iya”
“Tapi tidak pada
orang orang yang tidak ada salah padamu kan?”
“Tidak kek”
“Da, kakek tau
sulit bagimu untuk mengendalikan pikiranmu. Kakek juga tau kalau kau sulit
memaafkan. Demi kebaikanmu sendiri cobalah untuk banyak bersabar. Kau tidak
ingin nantinya seperti Nenek buyutmu kan?”
“Selalu kau ingat
ingat Da, Alloh tau semua apa yang kau lakukan pasti akan mendapat ganjarannya.”
“Tapi Kek, itukan
bukan inginku. Aku sulit menahan diri”
“Kakek tau Da,
makanya Kakek minta kau menahan diri nak”
“Kenapa aku harus
terlahir jahat kek?”
“Aida, kau ingat
kan manusia lain juga punya sifat jahat. Punya pikiran jahat. Ini Cuma bagaimana
kamu mengendalikan dirimu Da”
“Darah hitam,
anggaplah hanya sebagai cerita saja Da. Ini supaya kamu lebih ringan
melangkah.Tapi kau harus tetap bersabar, menahan diri, mema’afkan orang lain”
“Jangan kau
pendam sendiri kalau ada masalah, bicarakanlah. Kakek yakin kau pasti bisa
Aida. Jalanmu masih panjang” Katanya sambil tersenyum
Dalam hati aku ragu ragu, aku serba tidak sempurna. Mampukah aku menahan
amarahku kelak.
“Pasti bisa Aida” Kata Kakek menyemangatiku
Dalam perjalanan
pulang ke Jakarta, Ibu bilang padaku
“Kelak jika ada
yang menyusahkan hatimu, bilang pada Ibu. Ibu akan membantu. Ibu tahu kau anak
yang baik. Ingat Aida, kalau kita selalu berbuat baik maka kebaikan pula yang
akan datang pada kita” Katanya sambil memandangku penuh sayang. Aku mengangguk,
tak ingin membuat Ibu yang ku sayangi cemas.
Keyakinan diriku
bertambah, aku yakin aku akan jadi baik. Darah hitam tinggal cerita. Biarlah
itu berhenti pada Nenek buyut saja. Aku sudah memutuskan siang itu dengan
Kakek, berhenti sudah darah hitam ini mengalir.
Note :
Abeeeeeeeeees...gantung yaaaak? Intinya sih Aida nya baik baik aja inget
guys... orang baik akan dapet jalan yang baik juga...kalaupun diawal banyak
kerikil tapi nanti ditujuan pasti hasilnya juga baik :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar