Diciumi, ia diam. Membalaspun tidak
Seperti inikah kamu mencium yang kamu temui setiap hari diluar rumah?
Saat dipeluk dari belakang terdengar suara pelan dan lembut "Aku kangen kamu"
Kamu kangen yang mana? ia yang tidak lagi mau kamu temui atau kamu sungguh kangen aku?
"Kamu seksi sekali bu sekarang", pelukannya penuh birahi
Terpikir untuk melakukannya dengan mu pun tidak. Mengibaskan tangan "Anak wedhok bangun pak" Anak adalah tempat terbaik untuk menghindar.
Ada apa denganku. Berkali kali kamu pulang biasanya aku bisa segera melupakan semua yang terjadi memaafkanmu, menerimamu kembali dalam pelukanku seperti kamu tidak pernah menyakiti hatiku. Tapi kali ini lain. Seperti ingin kamu cepat pergi lagi.
Biasanya asal kamu manis manis sedikit padaku pak, hatiku langsung luluh. Tapi kenapa kali ini tidak ya? kenapa yang biasanya sakit hatiku akan berganti sayang setengah mati ketika kamu mengaku salah dan minta maaf sekarang tak bisa lagi begitu.
Belum memaafkanmu ya aku? mungkin belum, mungkin aku masih terluka. Berkali kali kamu buat begini, berkali kali aku menangis, berkali kali pula aku menerimamu kembali. Tapi mungkin sekarang aku sudah kebas.
Ketika perasaanku tidak lagi penting bagimu pak, buat apa pulang lagi, buat apa menjaga diri dari godaan yang lain.
Maka aku memutuskan mematikan hatiku yang terkena racunmu pak, supaya ia tidak menyebar kemana mana. Biar setelah ini meski tidak ada lagi cinta tapi juga tidak ada tangis dan luka.
Note : My heart goes to you all the women in tears *apaseeeeeeh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar