Jumat, 03 Februari 2017

forget me not

" Kita akan segera menikah "
" Tapi aku sakit "
" Segera setelah aku dapat pekerjaan yang pantas "
" Tidakkah kau dengar kalau aku sakit? dan ini bukan penyakit main main"
" Bukankah sudah kubilang, Kita... selamanya, sehidup semati  "


Iapun pergi sebelum pernikahan terjadi, meninggalkan banyak penyesalan dan luka. Berat bukan menjadi yang ditinggalkan selamanya? sementara tiap hela nafasmu sudah menyebut namanya, tiap debar jantungmu hanya untuk mengingat senyumnya dan kau merasa seperti tak pernah lagi hidup.


"Hai, melupakanmu tak pernah mudah. tapi aku memenuhi janjiku untuk menikahimu." senyum pudar di ujung pusara 

Tapi ia yang kau nikahi bukan orang yang sebenarnya kau harapkan berdiri di sampingmu saat itu. Kau menganggap itu dia yang telah pergi. Dan ini sama beratnya untuk yang berdiri disampingmu ketika harus "bersaing" dengan yang sudah menjadi kenangan.


"Tugasku selesai sudah, sekarang waktuku kembali bersamamu "


Dan mereka berjalan bergandengan tangan, tak pernah lagi menengok kebelakang, meninggalkan tangisan kepergian, meninggalkan semerbak melati dan mawar.





t



Tidak ada komentar:

Posting Komentar