Kamis, 23 Mei 2013

sonten

lanjutan http://kandangyuni.blogspot.com/2013/05/kinjeng.html



Menatap marah mukanya merah...


"Aku ndak butuh dikasihani!!" teriaknya. Badannya kering kurus.. seperti tanaman lama tak disiram.

"Siapa yang menyuruhmu datang" Masih marah

"Aku dikirimi layang, bilang bapak sakit, lalu aku disuruh datang"

Ia diam. Mukanya masih marah. Aku menunduk agar tak terkesan menantang, bapak dari dulu selalu tak pernah menatap mataku ketika ia memarahiku.


Perempuan yang duduk disamping tempat tidur besi rumah sakit itu jauh lebih muda dari ibu ku. Wajahnya lembut, sabar.

"Aku yang minta ndalu mengunjungimu. Kau bilang kau rindu anakmu" Kata nya perlahan sambil mengusap lengan suaminya.

"Tau apa kamu apa yang kurasa" Kali ini marah pada perempuan itu tanpa nada tinggi yang tadi dipakainya padaku.

Mukanya masih nampak tegang, mengejang seolah seluruh kulit lekat erat dengan tengkoraknya.


Aku tetap tinggal, duduk dalam diam, tanpa memandang tanpa bicara.



"Bapakmu rindu, ia hanya gengsi" Katanya perlahan ketika bapak tertidur, menjejeriku duduk di sofa ruangan.

Bau obat pel menyengat tapi diujung bawah celah lemari kecoa pun masih betah singgah.

Aku hanya diam.

"Kau marah karena aku merebut bapakmu?" Tanyanya setengah berbisik dengan nada menahan emosi

"Aku ndak tau" Jawabku datar

"Aku dan bapakmu, kami saling cinta" Katanya seolah membela diri.

"Salahku lah kalau bapakmu menjadi tidak setia pada ibu mu" Nada menyesal.

Aku masih diam. Menunduk. Cinta itu apa? Menikah itu apa? setia itu apa? Aku tidak pernah benar benar mengerti.

Sampun Sonten ... Sampun wayahe wangsul








note : Sampun Sonten ... Sampun wayahe wangsul = sudah sore... sudah waktunya pulang
layang : surat









gws dad



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar