Selasa, 11 Maret 2014

terlalu malas buat judul

Tunduk Kala dihadapan Ibu nya.

"Kenapa aku tak ber ayah bu?" Tanya nya perlahan sambil terus menunduk.

"Bukan kah sudah Ibu bilang bahwa kau ber ayah?" Jawab Ibu nya pelan, sambil memandangi remaja belia yang dulu berat nya tak lebih dari 3 kilo saat lahir.

"Tapi tak pernah Ibu bilang siapa ia" mata nya mulai menantang, tak puas dengan jawaban seadanya.

" Ingatkah kau pada cerita joko tingkir yang dulu sering ku dongengkan pada mu sebelum tidur?" Masih dengan suara pelan dan sabar.

" nama ayahku Joko Tingkir? Tinggal dimana ia?"

Ibu nya tersenyum

"Kau ingat ingat dulu, kenapa bidadari pergi meninggalkannya?"

"Ia membuka tutup penanak nasi" 

"Itu berarti apa?"

"Ia melanggar permintaan bidadari?" Jawab Kala tak yakin

"Ayah mu pun begitu, itu sebabnya Ibu mengajakmu pergi"

"Tapi Ibu bukan bidadari"

"Tapi Ayahmu melanggar satu satunya permintaanku"

"Ia pasti kesepian"

"Ia laki laki yang kuat, Ia akan bertahan hidup tanpa kita"

"Bisakah kita menemuinya?" Pintanya

"Kelak jika umur panjang" jawab Ibunya tersenyum.

Kelak tak terjadi, Ibu nya tak berumur cukup panjang untuk dapat mempertemukannya dengan ayahnya.

Lalu setiap kali di jalan ia melihat sosok laki laki setengah baya dalam hati ia berpikir apakah itu ayahnya? apakah harus nya ada getaran yang dekat menderu hebat kalau mereka bertemu meski tak saling kenal sebelumnya.








*masih 2 menitan :D *bersambung juga









Tidak ada komentar:

Posting Komentar